Chapter 162: Bab 162
Tanpa memakan waktu lama, Kalifa berhasil mengakhiri pertarungannya dengan Wapol. Dengan kekuatan barunya, wajar jika dia menjadi semakin kuat. Jika bukan karena ingin menguji kemampuannya, pertarungan ini akan berakhir lebih cepat.
"Kekuatanmu benar-benar aneh." Kata Vermillion ketika melihat versi licin dari Wapol.
"Jika kita tidak mengetahui siapa dia sebenarnya sebelum ini, siapa yang akan mengira bahwa dia manusia?"
"Dalam bentuk ini dia masih tetap jelek." Kata Fubuki.
"Cepat lepaskan aku!" Wapol meronta. Ketika dia hendak berdiri, tubuhnya langsung jatuh karena seluruh tubuhnya yang licin. "Aku adalah Raja Kerajaan Drum! Kalian akan menerima hukuman Pemerintah Dunia jika tidak segera melepaskanku!"
"Ingat, kamu yang menyerang kita lebih awal." Vermillion menampar kepala pria itu sambil mendengus.
"S-sialan kamu!" Wapol marah. Membuka mulutnya lebar-lebar, dia ingin menggigit tanah Hanging Gardens untuk memulihkan dirinya.
Melihat tindakan lawan, Vermillion segera menendangnya, "Siapa yang mengizinkanmu memakan tamanku? Lupakan, orang ini sama sekali tidak bernilai. Kalifa, lempar dia ke laut."
"Baik, Marshal!" Kalifa segera melempar Wapol ke laut. Sebagai pengguna Devil Fruit, Wapol langsung tenggelam layaknya sebuah batu.
"Marshal, apa yang harus kita lakukan dengan kapalnya? Di sana terdapat banyak dokter dari Kerajaan Drum. Nampaknya Wapol telah memaksa mereka berlayar bersamanya." Kalifa melapor.
"Hmm, mari bawa mereka kembali ke Kerajaan Drum. Kebetulan aku tertarik mengunjungi tempat itu." Jawabnya setelah berpikir sejenak, "Drake, mari berlayar."
"Semuanya, mari naik ke kapal!" Kata Drake setelah mewujudkan Golden Hind.
Setelah semuanya naik ke atas kapal, Golden Hind perlahan turun ke laut, sedangkan Hanging Gardens dibatalkan oleh Vermillion.
"Bagaimana pulau sebesar itu bisa menghilang? Marshal, kemampuan Anda benar-benar misterius." Kalifa terkejut.
"Tetaplah bersama kami dan kamu akan menyaksikan lebih banyak hal yang menakjubkan." Vermillion membalas sambil menepuk bahu Kalifa.
Saat Golden Hind mulai berlayar, Fubuki berinisiatif untuk menyeret kapal milik Wapol menggunakan telekinesisnya.
Kerajaan Drum.
"Nak, apakah kamu baik-baik saja?" Di sebuah rumah sederhana, seorang pria dewasa menatap putri kecilnya yang berbaring di tempat tidur dengan cemas. Wajah gadis kecil itu merah, tubuhnya juga panas, yang paling ketahuan adalah napasnya yang tidak teratur.
"Ayah, tubuhku terasa sakit..." Ucap gadis itu dengan nada kesakitan.
"Sayang, jangan khawatir, dokter akan segera datang." Pria itu mencoba menghibur putrinya.
Menoleh ke Dalton, dia bertanya, "Kapten, apa yang harus aku lakukan? Para dokter telah dibawa pergi oleh... R-Raja sialan itu!"
"Bersabarlah dulu." Dalton ikut cemas, "Masih ada satu dokter di pulau, kita bisa mencoba menemuinya."
"Maksudmu penyihir itu?" Mendengar usulan Dalton, pria itu terkejut. Jika bisa, dia tidak ingin menemui 'dokter' aneh itu. Namun, memikirkan kondisi putrinya sekarang dia dengan berat hati ingin mencobanya.
*Knock!* *Knock!* *Knock!*
"Aku mendengar bahwa ada yang sakit di dalam, apakah kalia memerlukan dokter?"
Ketika Dalton dan pria itu berdiskusi, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Dokter?!" Mendengar kata dokter, ayah si gadis kecil bersemangat. Membukakan pintu, pria itu cepat-cepat bertanya, "Maaf, apakah Anda benar-benar seorang dokter?"
"Dia bersamaku." Angguknya sambil menonjuk ke arah Tsunade. "Kita dapat merawatnya, selama kamu mau membayar."
"Tentu, tentu saja! Silahkan masuk." Pria itu cepat-cepat mengizinkan tamu itu masuk ke dalam.
Ketika Vermillion dan Tsunade masuk ke dalam, Dalton langsung membelalakkan matanya. Meskipun dia belum pernah bertemu langsung dengan pria itu, tapi dia yakin bahwa dia adalah Marshal Blue yang diberitakan di koran!
Dalton panik. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Bajak Laut dengan harga buronan 4.3 militer belly di pulau ini?!
-----
read chapter 216 on;
patréon.com/mizuki77
Christmas Sale, 50% off, use code: 337D3
Valid until January 7.