Chapter 3: Lacur Pribadiku
Di sebuah apartemen, itu bisa di sebut mewah karena memiliki
luas yang cukup besar. Memilki kamar tidur terpisah, ruang tamu, kamar mandi,
dapur yang terpisah juga.
Serizawa Hana, yang sedang menekuk tubuhnya di atas tempat
tidur. Tangannya terus merogoh ke dalam vaginanya.
"Ahh, nffuun! Ryuichi!"
Dia menggunakan nama yang melecehkan tadi pagi di sekolah.
"Hah, hah"
Nafasnya berat, bukan perasaan seperti ini. Dia ingin
merasakan perasaan seperti sebelumnya di sekolah. Kesenangan dan kenikmatan
tiada Tara.
"Hah, kapan dia akan memanggil ku."
"Kuhuhu tentu saja ..., Lacur pribadi ku."
Vaginanya kembali berkedut, tubuhnya kembali panas ketika
mengingat perkataan Ryuichi sebelum lelaki yang melecehkan nya itu pergi. Hana
menggosok kemaluannya dengan kasar sambil mengingat apa yang di lakukan Ryuichi
tadi pagi.
Smartphone miliknya berdering, biasanya dia akan mengabaikan
panggilan dari siapapun jika dia sedang melakukan masturbasi. Tapi sekarang,
dia segera mengambil smartphone nya dengan wajah cerah seperti anak kecil yang
di berikan permen.
"Ah ...,"
Senyum cerah nya menghilang di gantikan kekecewaan saat
menyadari siapa yang melakukan panggilan itu.
"Halo, Eiji-kun. Ada apa?" Ucap Hana dengan datar.
"Tidak, aku hanya khawatir dengan mu. Apa ada sesuatu
terjadi? Kau bertingkah aneh sejak tadi pagi."
"Aku tidak apa-apa, apa hanya itu saja? Kalau begitu
aku tutup panggilan nya."
"Ah Tunggu–"
Namun sebelum Eiji menyelesaikan perkataannya, Hana sudah
menutup panggilan terlebih dahulu. Dia kembali terlentang, menutup matanya.
Membayangkan melakukan hal mesum seperti tadi pagi. Perasaan nikmat saat ciuman
paksa oleh Ryuichi, di buat sesak sampai gadis itu hampir pingsan karena
kekurangan oksigen.
"Hah .. hah ..."
Nafasnya kembali berat, dia mengambil sebuah buku yang ada
di meja kecil nya. Itu adalah sebuah novel tentang perbudakan, masokism,
sadisme, penyiksaan, pemerkosaan, dan perselingkuhan. Hana menyukai semua itu.
Saat dia sedang asik membaca, sebuah panggilan masuk
kembali. Itu adalah nada dering dari nomor yang tidak di kenal, Hana segera
mengambil smartphone nya dan melempar asal buku novel yang sempat di bacanya
sebelumnya.
Dia menelan ludah gugup lalu menekan tombol terima
panggilan.
"Yo!"
Wajah Hana menjadi cerah, dia tidak bisa menyembunyikan
kesenangan nya. Hana berdehem untuk meluruskan suaranya kembali.
"Kau ..., Ada apa?" Itu adalah suara dingin yang
Hana keluarkan.
"Jangan jutek seperti itu, kau tinggal sendirian kan?
Kirimkan aku alamat mu."
Bagaimana dia tau? Hana terkejut.
***
"Yo, Hana. Bagaimana kabarmu? Apa kau menunggu
ku?" Ryuichi, berbicara melalui intercom.
"Untuk apa kau datang kemari? Dan bagaimana kau tau
kalau aku tinggal sendirian?"
"Buka dulu pintunya."
Terdengar suara geram dari Hana melalui intercom, namun
pintu terbuka. Memperlihatkan Hana dengan hot pants dan kaos putih polosnya.
Untuk sesaat dia terpesona dengan kecantikan Hana, apalagi
dengan paha putih mulus miliknya. Saat di sekolah pagi tadi dia tidak bisa
melihat itu, Karena Hana menggunakan stocking.
Hana sedang menyilang kan tangannya. Menatap tajam ke arah
Ryuichi, berusaha menyembunyikan kesenangan nya. Setelah membaca ribuan novel
tentang penyiksaan dan pemerkosaan. Mereka hanya ingin bermain dengan gadis
yang memiliki harga diri tinggi dan menjatuhkan nya, setelah gadis jatuh itu
kebanyakan pemerkosa akan berhenti menggunakannya karena sudah bosan.
Jadi Hana sebisa mungkin tidak akan memperlihatkan kepatuhan
nya di depan Ryuichi secara langsung.
"Melangkah sekali lagi, aku akan menelpon polisi."
Hana mengancam dengan smartphone di telinganya.
Namun Ryuichi yang membawa tas pinggang, hanya mengangkat
sedikit senyum nya dan berjalan melewati Hana.
"Hipp!?"
Dia menampar pantat Hana sebelum memasuki ruang tamu.
"Jangan bertindak seenaknya seolah ini rumah mu!"
Hana berteriak menyusul Ryuichi yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Apa? Bukankah kau akan menelpon polisi?"
"Kuhh!"
Tangan Hana terkepal erat saat mendengar perkataan itu.
"Mau apa kau ke sini?"
"Sudah ku bilang aku akan menggunakan mu kan?"
Hana mengerang kembali ketika mendengar penghinaan itu,
Ryuichi seolah tidak menatap Hana seperti manusia.
"Kau ... Kau bisa saja menyuruh ku untuk datang ke
tempat mu."
"Hoh, jadi kau ingin melakukan nya?"
"Kuh! Aku hanya tidak ingin seorang pria bajingan
mengotori ruangan ku."
Ryuichi menatap ke sekitar, memang ruangan ini lebih luas
dari pada kamar di apartemen nya. Dan pandangannya berhenti tepat ke arah gadis
itu, Ryuichi sedikit menyeringai.
"Kuhh ... Kenapa kau menatapku seperti itu ..."
"Tidak, aku hanya senang bisa menginap di rumah seorang
gadis cantik."
"Hah? M-Menginap? Di sini? Sekarang!?" Hana
terkejut.
"Kau ... Datang hanya untuk menginap?"
"Kau seperti mengharapkan sesuatu yang lain." Ejek
Ryuichi. Dia bangkit dan berjalan ke arah Hana, menyentuh bibir gadis itu
dengan gerakan sensual. Hana mengalihkan pandangannya ke samping, tangannya
tergenggam erat di samping tubuhnya.
"Tolong singkirkan tangan mu." Hana memegang
tangan Ryuichi seolah ingin mendorong nya, tapi tidak ada tenaga sama sekali di
dalamnya.
"Kalau aku tidak mau?" Ryuichi mencubit keras
bibir bagian bawah Hana.
"Ughh ..."
Perlahan dia membuka mulut gadis itu dengan jemarinya,
mengaduk lidah Hana dengan jari telunjuk nya.
"Kuhh, tolong ... Keluarkan!"
Sementara itu, tangan Ryuichi yang lain meremas payudara
milik Hana dengan rakus. Membuat tubuh gadis itu mengejang. Mulut nya di aduk
dengan jari yang menjijikan, dan payudara nya di remas dengan kuat.
Ryuichi tetap diam tanpa membalas perkataan dari Hana, tanpa
gadis itu sadari kalau Ryuichi sedang mengumpulkan air liur di mulutnya.
Tangan Ryuichi masih mengaduk kedalaman mulut milik Hana,
sementara yang lainnya telah menyusuri ke arah perut langsing milik Hana.
Ryuichi memasukan tangannya ke bagian dalam celana Hana, mendapati Vagina yang
sangat basah.
"Hahh,hah, hah ..."
Hana memiliki nafas berat karena rangsangan dari Ryuichi.
Ryuichi membuka mulut Hana dengan sedikit lebar, membuka
mulutnya dan mengirimkan air liur yang cukup untuk memenuhi mulut Hana.
"Higuu!?"
"Tutup mulut mu dan jangan tumpah kan itu."
Hana yang memilki wajah merah cerah mengikuti perintah dari
Ryuichi dengan patuh, air liur menjijikan itu kini bersarang di dalam mulut
gadis cantik yang bisa di sebut keindahan sekolah. Ryuichi bisa melihat mulut
Hana yang sedikit mengembung karena menahan air liur miliknya agar tidak
tumpah.
"Bagaimana rasanya?"
Hana tidak menjawab, dia hanya menatap Ryuichi dengan
tatapan yang sangat tajam.
"Pfftt, itu lucu saat kau menatapku seperti itu
sedangkan kau sedang menahan air liur orang lain di mulutmu."
Hana mengalihkan pandangannya, malu dengan apa yang di
katakan oleh Ryuichi.
Ryuichi menyeret Hana untuk mendekati sofa, membiarkan gadis
itu duduk di pangkuannya.
"Hik!" Gadis itu sedikit memekik saat sesuatu yang
keras menyentuh pantat nya.
"Yah, kau beruntung itu tidak tumpah. Jika kau
menumpahkannya sedikit saja, aku akan menghukum mu." Ujar Ryuichi sembari
membuka kaos polos milik Hana, memperlihatkan bra warna hitam yang sangat sexy.
Payudara itu tidak terlalu besar maupun kecil, lekuk tubuhnya benar-benar
sebuah anugerah yang di berikan oleh dewa. Tubuh Hana seolah di desain secara
otomatis oleh dewa itu sendiri.
Hana mengalihkan pandangannya ke arah lain saat mendengar
perkataan Ryuichi.
Ryuichi memiliki perempatan kesal saat melihat ada sedikit
air liur yang mengalir dari sisi mulut Hana.
"Sepertinya kau menginginkan hukuman nya."
Dia sengaja melakukannya! Gadis masokis sialan! Pikir
Ryuichi.
"Kau membuat kesalahan besar, kau bisa menelannya
sekarang."
Hana menatap Ryuichi dengan ragu, namun suara tegukan bisa
di dengar dan mulut Hana yang mengembung perlahan menjadi normal kembali.
"Aa ..."
Hana mengalihkan pandangannya ke samping dengan malu, tanpa
sadar membuka mulutnya untuk memperlihatkan pada Ryuichi kalau itu semua sudah
menghilang ke dalam perutnya.
"Bagaimana rasanya?"
"Kuhh, menjijikan! Dan singkirkan tangan kotor mu dari
payudara ku! Nfuu! Jangan jilat itu!"
Ryuichi yang telah melepas pengait bra, segera menjilati dan
mengigit puting merah muda milik Hana.
"Kau terus menolak, tapi kau tidak berusaha untuk
mencegah nya."
"Ahhh, mnn ... Aku ... Aku tidak tau apa yang akan kau
lakukan dengan video itu jika aku menghentikan mu ... Ahh ..."
"Heh, apa kah itu alasan kenapa ku sangat menurut
padaku!?" Ryuichi mengelus lembut pinggang indah milik Hana.
"Kau pikir aku mempunyai alasan lain?"
"Ku pikir kau menyukai nya di perlukan seperti
ini."
Hana terkejut, wajahnya sedikit memerah sebelum menatap
Ryuichi dengan penuh kebencian kembali.
"Aku? Menyukai nya? Itu tidak akan pernah terjadi
meskipun 1000 tahun terlewati!"
"Yah, lupakan itu. Mari kita masuk ke permainan
nya."
Alis Hana mengerti saat mendengar perkataan dari Ryuichi.
Sedangkan pemuda itu membuka resleting tas milik nya dan mengeluarkan sebuah
tali. Membuat wajah Hana sedikit memerah sebelum dia mengalihkan pandangannya
ke arah lain.
"U-Untuk apa itu ..." Suara Hana bergetar, karena
wajahnya tertutupi oleh rambut miliknya yang sehalus sutra. Ryuichi tidak
mengetahui apakah dia bersemangat atau takut. Tapi mendengar dari deru nafas
yang di keluarkan Hana, Ryuichi bisa berasumsi bahwa Hana menyukai nya.
Ryuichi tidak menjawab, dia hanya menyimpan kedua tangan
Hana di belakang punggung gadis itu. Hana sedikit melakukan pemberontakan.
Namun melihat Ryuichi menatapnya dengan seringai kecil, akhirnya gadis itu
melemaskan tangannya dan membiarkan tangannya di ikat.
"Ughh ..." Hana sedikit mengerang kesakitan saat
ikatan Ryuichi terlalu kuat.
Setelah ikatan tangannya selesai, Ryuichi berencana untuk
membiarkan kaki Hana. Dia mengangkat tubuh gadis itu yang membuat Hana
terkejut.
"Hyaaa!!"
Hana secara refleks melingkarkan kakinya di pinggang milik
Ryuichi. Ryuichi menahan punggung Hana agar tidak terjatuh.
"Kenapa? Apa kau tidak ingin jauh jauh dariku? Kaki mu
sangat kuat sekali seolah tidak ingin berjauhan dengan ku."
"Kuhh."
Ryuichi melumat bibir gadis itu dengan rakus, sambil
berjalan mengitari ruangan mencari kamar tidur milik Hana.
"Nfuu .." gadis itu mengerang saat mereka
berciuman semakin dalam. Ryuichi mendapati pintu di belakang ruang tamu,
membukanya dan segera melihat ranjang. Memasuki kamar.
"Arhhh!!"
Ryuichi melepas paksa ciuman itu dan melempar kasar Hana
tepat di atas ranjang.
"Kau bajingan sampah!! Memperlakukan perempuan layaknya
sebuah barang!"
Ryuichi menampar keras payudara Hana yang membuat gadis itu
memekik kesakitan.
"Ya, itu benar kalau aku seorang bajingan. Dan kau
seorang masokis sialan yang sangat ahli menyembunyikan sifat asli mu!"
"Kuhh! Siapa ... Siapa yang kau sebut masokis!"
Hana mengerang dengan tajam, namun wajah nya sedikit memerah mendengar
perkataan Ryuichi.
"Lalu apa ini?" Ryuichi memegang sebuah novel yang
tergeletak di ranjang Hana.
"Ahh!! Jangan lihat itu!!"
"Wow, kerajaan yang jatuh dan seroang putri cantik yang
di perbudak. Itu benar-benar judul yang sangat erotis." Ryuichi
menyeringai, sedangkan Hana mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan mata
yang berkaca-kaca.
Ryuichi kembali melumat kasar payudara gadis itu, erangan
keluar dari mulut Hana.
"Ughh! Tolong jangan menggigitnya!" Tubuh Hana
mengejang saat Ryuichi menggigit payudara Hana dengan kuat.
"Ahhh!!"
Tubuh Hana melengking berusaha menjauhkan mulut Ryuichi dari
payudara nya. Air matanya mulai mengalir, namun ada jejak samar kalau dia
sedang tersenyum menikmati rasa sakit di dadanya.
"Puahh, yah ..., Itu adalah tanda kepemilikan yang
bagus." Ryuichi melepas gigitannya, melihat ke arah payudara sebelah kanan
Hana yang memiliki bekas gigitan yang dalam dan sedikit kemerahan seolah darah
akan keluar begitu saja.
"Bajingan! Brengsek! Sampah! Aku membencimu! Aku tidak
akan pernah memaafkan mu!"
"Fufufu, terimakasih untuk pujiannya."
"Kuhh ..."
Ryuichi melepas baju dan celananya, memperlihatkan penis nya
yang menjulang tinggi di depan Hana yang sedang berbaring.
"It-Itu ... "
"Ohh, apa ini pertama kalinya kau melihat penis?"
Hana mengalihkan pandangannya, sebenarnya dia sudah banyak
menonton video maupun manga, tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat penis
seorang lelaki secara langsung. Dan lagi, Hana sedikit melirik ke arah penis
Ryuichi dengan memerah. Itu besar, lebih besar dan panjang dari pada yang di
lihat di manga atau pun video erotis.
"Kemari dan hisap ini."
Hana menelan ludah kasar."meskipun kau bilang begitu,
dengan tangan terikat aku membutuhkan waktu untuk bangun."
Posisi Ryuichi sedang duduk di depannya, sedangkan dia
berbaring di depan Ryuichi.
Hana menyampingkan tubuhnya terlebih dahulu, lalu bergerak
ke posisi tengkurap dengan pantat yang terangkat tepat ke arah Ryuichi.
Ryuichi tersenyum kesal.
"Apa kau sedang menggoda ku!?" Ryuichi membungkuk
dan berbisik di telinga Hana, penis nya sudah berkedut saat menusuk vagina Hana
melalui hot pants milik nya.
"Aku sedang berusaha untuk bangun!" Hana menggeram
kesal, ia bisa merasakan tusukan di balik celana miliknya.
"Kuku ... Perlu bantuan nona?"
"Kyaaa!!"
Ryuichi menjambak rambut sehalus sutra Hana dengan kasar dan
membuat posisi gadis itu terduduk. Kepalanya sedikit mengadah ke atas karena
jambakan Ryuichi yang menarik rambutnya ke bawah.
"Kuh .. Kau benar-benar sampah!"
Ryuichi hanya tersenyum senang mendapatkan tatapan tajam
Hana, karena dia juga menyadari kalau gadis itu tersenyum samar.
Mereka berdua saling di untungkan dengan kesenangan
menyimpang mereka masing-masing.
"Seharusnya kau berterimakasih saat seseorang membantu
mu." Ryuichi menampar keras payudara Hana yang memiliki bekas gigitan nya
sebelumnya.
"Cepat katakan!"
"Kuhh. T-Terimakasih telah membantu ku untuk
bangun."
"Kukuku. Ya, sama-sama. Cepat lakukan tugas mu!"
Hana menggertakan giginya. Dia berbalik ke arah Ryuichi dan
membungkukkan kembali tubuhnya hingga wajahnya tepat di hadapan penis Ryuichi.
Dia harus melalui itu semua hanya untuk kembali ke posisi
seperti awal.
"Baunya benar-benar menjijikan."
"Jika itu menjijikan, kau tidak akan mengendus dengan
penuh nafsu seperti itu."
"Siapa yang mengendus!"
"Cukup dengan basa basinya dan cepat lakukan!"
"Ahhh!!"
Ryuichi menampar pantat Hana dengan kuat bahkan membuat
gadis itu sedikit tersungkur hingga wajahnya menabrak penis Hana. Hana menatap
Ryuichi dengan benci, namun dia tetap melakukan apa yang perintahkan oleh
Ryuichi.
Perlahan dia memberikan kecupan ringan di batang Ryuichi,
ini pertama kalinya dia melakukan hal semacam ini. Dia kemudian menjilati
batang nya dengan sangat erotis. Dia tidak memiliki pengalaman sama sekali,
namun karena banyak novel, manga, maupun video yang telah dia tonton. Dia tau
harus melakukan apa sekarang.
Ryuichi mengerang nikmat saat Hana menjilati kepala penis
dan memasukan nya ke dalam mulut gadis itu. Perasaan hangat dan basah karena
air liur membuat Ryuichi kenikmatan, apalagi dengan fakta kalau yang
melakukannya adalah seorang perempuan yang sangat cantik.
"Kau benar-benar sesuatu, aku tidak percaya kalau kau
pandai dalam hal seperti ini." Ryuichi mengelus rambut Hana dengan lembut,
yang membuat Hana sedikit bingung namun dia juga sedikit bersemangat karena
elusan yang di berikan Ryuichi.
Tapi dia tidak menyadari nya, kalau Ryuichi sedang bersiap
untuk melakukan sesuatu.
"Cobalah untuk memasukan nya ke dalam tenggorokan
mu!"
"Guhukkk!??!"
Dengan satu dorongan oleh tangan Ryuichi yang menghentak
kepala Hana, penis Ryuichi terkubur sepenuhnya di dalam mulut gadis itu.
Hana memiliki mata yang hampir memutih karena rasa sakit di
tenggorokannya. Tangannya yang di ikat mengejang, seluruh tubuhnya mengejang
seolah arus listrik muncul di punggung belakang nya.
"Gufukkk!!"
"Ohh, tenggorokan mu sangat hangat. Sepertinya aku akan
menyukai ini."
Hana tidak dapat mendengar jelas apa yang di katakan oleh
Ryuichi, perasaan sakit di tenggorokan dan sesak karena benda besar dan keras
di mulutnya. Membuat vagina nya berkedut berkali-kali dengan cairan cinta yang
terus keluar.
"Nfuu!!"
Ryuichi menggerakkan kepala Hana naik turun dengan kasar,
menggunakan Hana seolah dia adalah alat masturbasi.
Penis milik Ryuichi menusuk tenggorokan Hana dengan kasar
berkali-kali. Air liur gadis itu meluap hingga menetes dari dagunya.
Itu membuat Ryuichi merasa lebih terangsang karena mulut
Hana yang Lembak. Dia menghentakkan penis nya dengan kasar berkali-kali.
"Menggunakan mulut mu sangat berbeda jauh ketika aku
masturbasi menggunakan tangan!" Ryuichi menyeringai penuh semangat, tidak
menghiraukan Hana yang kesakitan.
Suara suara erotis muncul dari mulut Hana.
Air liur milik Hana benar-benar sudah menjadi kental karena
permainan sebelumnya.
"Fuahhj!! Hah, hah, hah, hah."
Ryuichi menarik kepala gadis itu melalui rambutnya, Hana
dengan air liur kental nya yang jatuh dari dagunya. Membuka mulutnya untuk
mencari udara. Wajahnya yang berantakan oleh keringat dan air liur, membuat
nafsu Ryuichi membeludak.
"Ahh!!"
Ryuichi mendorong kasar Hana sehingga gadai itu terlentang
di atas kasur. Dia menarik hotpants milik Hana dan mendapati celana dalamnya
yang sangat basah. Tidak, itu menembus hingga membasahi hot pants miliknya.
"Lihat siapa di sini yang sama-sama bersemangat!"
Ryuichi menyeringai menatap Hana.
"Kuhh, sampah. Tidak mungkin aku bersemangat oleh orang
seperti mu. Jika ya, maka itu adalah lelaki yang lebih tampan dari lelaki
rata-rata seperti mu!"
"Yah seperti yang di harapkan dari ketua OSIS
kita." Ryuichi menarik celana dalam warna hitam milik Hana, mengekspos
Vagina merah muda milik Hana yang cantik yang di basahi oleh cairan nya
sendiri.
"Jangan lihat itu!" Hana menutup selangkangan nya
dengan paha, berusaha menyembunyikan nya.
Ryuichi menggumpal celana dalam milik Hana dan berbisik di
telinganya.
"Jangan tutup itu Hana." Itu adalah bisikan yang
romantis, dia tidak percaya kalau pria yang di depannya adalah pria yang sama
seperti sebelumnya. Hana mengalihkan pandangannya, namun dia mengikuti perintah
dari Ryuichi dan melebarkan kedua kakinya sehingga vaginanya terlihat kembali.
Ryuichi membuka mulut Hana menggunakan tangannya.
"Kau mau apa?"
Ryuichi meludah sekali di mulutnya. Yang membuat Hana
menggeram kesal, namun dia tidak menutup mulutnya karena Ryuichi menahannya
menggunakan tangannya. Celana dalam basah milik gadis itu, menyumbat mulut Hana
sehingga dia tidak bisa bicara.
"Mffhh!!'
"Yah, itu benar-benar Vagina yang sangat indah!"
"Hmfuuu!!!"
Hana mengerang sakit saat vagina nya di tampar keras oleh
Ryuichi. Wajahnya sudah benar-benar berantakan di basahi oleh air liur dan juga
Air mata.
Ryuichi membidik kepala penis nya tepat di depan lubang
Vagina milik Hana. Dalam satu hentakan, penis Ryuichi yang memiliki besar di
atas rata-rata. Masuk sepenuhnya dalam sekali hentak, membuat darah segar
mengalir.
Untuk sesaat, tubuh Hana mengejang karena rasa sakit yang
tiba-tiba. Dia tidak dapat mendengar jelas suara di sekitar nya dan
pandangannya hampir pudar.
"Oh sial, kau keluar hanya karena sekali tusukan."
Ryuichi sedikit menyeringai, namun dia juga merasakan sedikit sesak di penis
nya Karena Vagina Hana yang sangat ketat.
"Hmmf mnnn!!"
Ryuichi menggerakkan pinggulnya dengan keras menusuk
berulang ulang rahim milik gadis itu. Hana yang kini mendapatkan kesadaran nya
kembali, di lema oleh perasaaan sakit dan kenikmatan di saat yang bersamaan.
Ryuichi meremas keras payudara Gadis itu dan memberikan
kembali bekas gigitan di payudara samping nya. Dia sesekali menampar payudara
Hana dengan keras yang membuat gadis itu mengeluarkan erangan yang teredam
karena mulutnya yang tersumpal oleh celana dalam nya sendiri.
Ryuichi bukan hanya mengigit kuat di payudara nya, tapi
hampir di sekujur tubuh milik Hana. Di perutnya yang cantik, tangan, leher,
pundak. Semuanya memiliki bekas gigitan yang kuat.
Ryuichi memutar tubuh Hana dengan kasar yang membuat gadis
itu menungging, bahkan Ryuichi tidak repot repot untuk mengeluarkan kemaluan
nya dari vagina Hana dan mulai kembali menggerakkan pinggulnya dengan kasar.
Mereka berdua sudah seperti binatang. Hana yang memiliki sumbat di mulutnya,
terdapat senyum mesum yang samar.
Plak!!
Tamparan keras mendapat di pantat gadis itu, menciptakan
gelombang kecil karena pantat nya yang kenyal. Karena kulitnya yang putih,
jejak tamparan berwarna merah itu terjiplak dengan sempurna.
Tubuh Hana mengejang saat menerima tamparan kedua di pantat
nya satu lagi.
"Kau benar-benar yang terbaik Hana."
Sembari menggerakkan pinggulnya, Ryuichi menekan kepala
gadis itu di atas ranjang, tangan Hana mengejang saat dia tidak bisa bernafas.
Menahan kepala gadis itu, Ryuichi kembali memberikan gigitan di pundak bagian
belakang. Memberikan lumayan dan gigitan dimanapun di tempat yang belum di
gigit.
Rasa sakit, kepalanya yang di tekan membuat Hana sulit untuk
mendapatkan udara. Perasaan ini sama seperti tadi pagi. Vaginanya mengejang
saat sesak dan rasa sakit dia rasakan bersama-sama.
Cairan cinta keluar lebih banyak ketika Ryuichi menggerakkan
pinggulnya.
"Serius? Kau keluar lagi?"
Dia tidak bisa mendengar apapun, Hana hanya mengeluarkan
erangan teredam dan sedikit melakukan pemberontakan untuk mengambil nafas nya.
Paru-paru nya benar-benar kosong, dia merasa akan mati jika
dia tidak mendapatkan oksigen sepenuhnya.
Karena menyadari hal tersebut, Ryuichi menjambak rambut Hana
yang membuat dia di posisi doggy style, namun Ryuichi menahan Hana agar tetap
seperti itu dengan menjambak rambutnya. Hana merasakan sakit saat di Jambak,
namun berterimakasih kepada Ryuichi karena dia bisa kembali mengisi oksigen ke
paru-paru nya.
Ryuichi kembali melempar Hana ke samping hingga Hana berada
di posisi misionaris kembali, dia melepaskan sumbatan yang menutup mulut Hana.
Tidak ada cacian atau pun makian, yang ada hanya desahan
penuh nafsu milik Hana.
"Ahh, hah, nfuu."
"Kau menyukai nya kan."
Ryuichi mengangkat Hana kepangkuannya hingga mereka saling
berhadap-hadapan. Ryuichi hendak mencium Hana, namun yang mengejutkan adalah
gadis itu terlebih dahulu mencium Ryuichi dengan rakus.
"Yah, itu adalah wanitaku." Ryuichi menyeringai,
sedangkan Hana tidak mendengarkan perkataan nya. Dia hanya mendesah sekaligus
menggerakkan pinggang nya untuk menyelaraskan hentakan dari Ryuichi.
"Ahh, aku akan keluar!!" Teriak Hana di selingi
desahan.
"Ya, mari keluar bersama."
Ryuichi menghentakkan pinggulnya lebih keras, menahan tubuh
melengking Hana. Menusuk vagina Hana hingga jauh ke dalam, dan mengeluarkan air
mani yang meluap tepat di rahim gadai tersebut.
"Nhhh!!"
Gadis itu bersandar di pundak milik Ryuichi dengan nafas
yang berat, cairan hangat mengalir di dalam tubuhnya. Kondisi nya benar-benar
berantakan, wajahnya memang masih cantik seperti bisanya. Namun sudah di
pastikan kalau Hana benar-benar berantakan dengan keringat dan Air mata,
rambutnya sebagian menempel di kulit wajahnya karena keringat dan air mata.
"Hah, hah, hah."
"Ya, itu nikmati sekali." Ryuichi meremas kuat
pantat putih bulat lembut gadis itu, menyebalkan erangan keluar dari mulut
Hana.
Hana memiliki mata lesu yang terlihat lelah, Ryuichi
mengangkat pantat Hana dan mengeluarkan penis nya yang tertutupi air mani dan
cairan cinta yang meluap Milik Hana.
Dia juga membuka ikatan tangan Hana.
"Lihat, penis kesukaan mu terlihat kotor. Bersihkan
dengan mulutmu." Ryuichi menyunggingkan senyumnya. Hana yang terlihat
lelah karena pertama kali melakukan hal se intens dan se agresif ini menuruti
perkataan Ryuichi tanpa perlawanan lebih.
"Mnn ... Membuat ku ... Membersihkan hal kotor seperti
ini ... Benar-benar tidak bisa di maafkan." Hana menjilati penis Ryuichi
di selingi gerutuan. Dia membersihkan setiap air mani dan cairan cinta yang
menempel di penis Ryuichi.
Dia kembali bertahan setelah sadar, pikir Ryuichi.
Hana menjilati pelan di area uretra, menelan air mani yang
tersisa. Meskipun ini adalah pertama kali dia mencobanya, dia tidak terlalu
jijik dengan hal itu.
Ryuichi diam dengan menyangga tubuhnya dengan kedua
tangannya, membiarkan Hana melakukan tugas nya tanpa menggangunya.
"Jangan lupa di daerah testis nya."
Hana menatap tajam Ryuichi, namun dia melakukan nya tanpa
membantah. Menjilati kedua bola milik Ryuichi, memasukannya ke dalam mulutnya.
"Turun lagi ke bawah, kau juga membuat kotor lubang
anus ku."
"A-apa!?"
Hana terkejut bukan main.
"Kuh, aku tidak percaya akan ada di mana hari aku
menjilati area menjijikan itu." Gerutu Hana, tapi lidahnya perlahan
menjilati bagian bawah testis milik Ryuichi.
Ryuichi merasa bersemangat memperlakukan seorang perempuan
seperti ini, sedangkan Hana merasa bersemangat ketika di rendahkan seperti itu.
Mereka berdua seolah di takdirkan untuk bersama.
Lidah Hana perlahan turun dari daerah testis milik Ryuichi,
Hana menatap ke atas sekilas ingin melihat reaksi Ryuichi.
"Uhhh, kau yang terbaik Hana."
Mendapati kalau Ryuichi puas, Hana mengecup dan mencium
pantat Ryuichi. Dia juga bisa merasakan bulu-bulu pantat nya yang samar terasa.
Hanya beberapa centi saja saat bibir indah miliknya berada tepat di lubang
pantat milik Ryuichi.
Hana mengumpulkan air liur kembali dan menjilati daerah
sekitar lubang itu sebelum dia benar-benar menjilat nya.
"Kuhh, apa yang kau lakukan." Ryuichi mengerang
tidak sabar ingin membuat gadis itu menjilat lubang menjijikan miliknya.
Tidak terbayangkan sama sekali kalau Hana akan melakukan hal
seperti itu, gadis itu perlahan mendaratkan ciuman tepat di lubang anus milik
Ryuichi dengan lembut.
Mata gadis itu sedikit ke atas untuk melihat reaksi Ryuichi.
"Ya seperti itu, masukan juga lidahmu ke
dalamnya." Ryuichi tersenyum puas sambil mengelus lembut kepala Hana.
Hana tidak menjawab, tapi dia melakukan apa yang di
perintahkan Ryuichi. Pertama dia menjilati lubang keriput milik Ryuichi. Bau
nya benar-benar membuat nya tidak tahan, siapa juga yang kau menjilati tempat
kotor seperti ini. Begitu pula dengan Hana, Hana tidak Sudi di suruh menjilati
tempat seperti anus. Tapi karena itu pula, dia merasa bersemangat.
Sementara dia menjilati lubang milik Ryuichi, karena posisi
nya sedang menungging. Air mani perlahan keluar dari vagina miliknya.
Hana memasukan lidahnya ke dalam lubang milik Ryuichi,
membersihkan apa yang bisa dia bersihkan, menjilat apa yang bisa dia jilat.
Penis Ryuichi yang tepat ada di atas kepala Hana. Kembali bersemangat.
Penis milik nya sudah bersih karena pekerjaan Hana yang
baik.
Hana mengangkat wajahnya dan mengelap air liur yang ada di
sekitar mulutnya.
"Itu sudah selesai." Dia tidak berani menatap
Ryuichi dan hanya menyampingkan pandangannya.
"Kau melakukan nya dengan baik, aku tidak percaya kau
tidak memberontak sama sekali." Ryuichi mengelus bibir Hana dengan lembut.
"Aku tidak tau apa yang akan kau lakukan pada video itu
jika aku tidak mematuhi perintah mu." Balas Hana.
"Ya, ya, video ini dan video itu."
Ryuichi membuka mulut gadis itu dengan tangannya, Hana tanpa
perlawanan membuka mulutnya. Ryuichi yang sangat senang ketika merendahkan
seorang wanita. Kembali meludah di dalam mulut Hana. Hana hanya sekilas menatap
benci Ryuichi, namun kembali mengalihkan tatapan nya ke samping tanpa ada
niatan untuk menutup mulutnya.
Ryuichi, tidak pernah sekalipun dia membayangkan dapat
melakukan hal seperti ini kepada seorang gadis cantik.
"Bukan kah kau sudah menjilati sesuatu yang menjijikan?
Kau harus membersihkan mulutmu kan?" Ryuichi menyeringai. Hana hanya
sekilas menatap nya.
Kemudian air liur mengalir masuk ke dalam mulut Hana.
"Berkumur dengan itu."
"!?"
Hana menatap tidak percaya pada Ryuichi. Namun, dia menutup
matanya kuat kuat dan berkumur sesuai apa yang di perintahkan Ryuichi.
Dia mulai berkumur menggunakan air liur Ryuichi.
"Telan."
Sesuai arahan, dia meneguk air liur itu masuk ke dalam
perutnya. dia malu untuk menatap Ryuichi.
"Bukankah kau harus berterimakasih?"
"Hah?"
"Aku sudah membantu mu membersihkan mulut kotor mu
kan?"
Hana menggeram, menatap tajam Ryuichi dengan wajah yang
memerah.
"Te-terimakasih ..."
"Untuk apa?"
"Kuhh, jangan main-main dengan ku!" Hana
menggertakan giginya dengan keras.
"Ku bilang terimakasih untuk apa!?" Ryuichi
menekan keras kedua sisi mulut Hana yang membuat bibir nya sedikit mengerucut
ke depan.
"T-Terimakasih sudah memberikan air liur mu untuk
membersihkan mulut kotorku." Karena mulutnya yang sedang di tekan,
perkataan Hana sedikit lucu bagi Ryuichi.
"Wow, apa kau selalu belajar untuk menyebut Kam hal-hal
seperti itu?"
"Kuhh! Mana mungkin aku melakukan nya."
"Yah, lupakan. Mari kita lakukan ronde kedua!"
"Ahhh!"
Ryuichi mendorong kasar Hana dan mengelus penisnya yang
sudah berdiri sedari tadi.