Chapter 14: Bab 14
Di loby, seperti sebelumnya, Pemeriksa Ujian memberikan ucapan selamat serta informasi tentang ujian tahap selanjutnya.
Ujian itu akan diadakan di Split-Mountain dan para peserta diharuskan untuk memanjat gunung tersebut. Semua ini tentunya tanpa pengaman, atau sebut saja free solo.
Para peserta yang mendengar ini tentunya terkejut dan ragu-ragu. Bagi mereka, memanjat tanpa pengaman, terutama memanjat gunung tinggi yang curam adalah resiko yang tidak main-main. Ini bahkan mungkin lebih berbahaya dari pada melawan monster, karena sekali Anda kehilangan pijakan, maka nyawa Anda akan melayang.
Setelah mencerna informasi tersebut, para peserta berpencar dan pergi untuk melakukan urusan mereka masing-masing. Karena mereka mendapat waktu senggang, ada yang memutuskan untuk pergi ke kantin, melihat pemandangan dari atas Airship, atau seketar mengobrol di lobby.
Untuk Ives dan Biscuit, mereka pergi ke kantin sebentar lalu pergi jalan-jalan. Karena Airship ini milik president Asosiasi, tentunya kapal ini sangat mewah. Ada banyak area dimana para penumpang bisa menikmati layanan kelas atas atau pemandangan indah dari jendela.
"Bagaimana kalau melihat pemandangan dulu sebelum pergi tidur?" Biscuit memberikan saran.
"Tentu."
"Mari pergi ke sana, itu satu-satunya area yang belum kita kunjungi." Biscuit menunjuk ke arah lorong tertentu.
Berjalan santai sambil mengobrol, keduanya masuk dan disuguhi oleh pemandangan luar biasa dari atas kapal. Ada kaca besar bening serta kursi untuk diduduki, secara otomatis mereka langsung pergi ke sana. Tapi saat berjalan, entah mengapa mereka merasakan sesuatu, tapi sesuatu itu sangat samar, seperti ada yang mengawasi mereka.
"Apakah kamu merasakannya?" Tanya Ives.
"Ya, tapi aku tidak tahu apa itu." Biscuit melihat ke arah sekelilingnya dengan heran.
"Sudahlah, mungkin hanya imajinasi kita." Ives ikut melihat ke arah sekelilingnya, tapi karena tidak menemukan apa-pun, dia hanya mengangkat bahu. Meraih tangan Biscuit, dia menggandengnya menuju sebuah bangku.
Di ujung lorong, pria paruh baya dengan tubuh berotot terkekeh sambil mengelus janggutnya yang beruban. "Hohoho, bisakah kalian merasakannya? Menarik." Setelah mengatakan itu, pria itu pergi.
Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Netero. Sebelumnya dia dengan sengaja berjalan berpapasan tapi dia menyembunyikan keseluruhan keberadaannya. Normalnya mereka dapat melihat, toh dia berjalan berpapasan, kan? Tapi karena dia menutup seluruh auranya, tubuhnya seakan-akan berubah menjadi transparan. Kecuali untuk orang dengan indra yang sangat kuat, pada dasarnya mustahil bagi mereka untuk melihat atua merasakannya.
Semenjak tahap kedua Netero memang sudah mengawasi dua peserta itu. Melihat mereka berhasil mengalahkan hiu, babi hutan, monster serigala, beruang, dan monster-monster lain yang tidak kalah berbahayanya membuatnya merasa sangat terterik. Selain memiliki kualifikasi kekuatan fisik, mereka juga tidak kekurangan dalam akal. Sangking terkesannya dirinya kepada mereka, dia bahkan berencana ingin mengangkat mereka menjadi muridnya di dojonya... Akan tetapi dengan premise, yaitu mereka lulus Ujian Hunter ini.
-----
read chapter 43 on;
patréon.com/mizuki77
Christmas Sale, 50% off, use code: 337D3
Valid until January 7.