Resident Evil: Eddie

Chapter 347: Bab 346



Ketika memikirkan Alexia, kepala Eddie mulai merasa kesemutan. Alexia dan T-Veronica hampir menyatu dengan sempurna, hal ini akan memberikannya kekuatan yang gila.

Kecuali senjata anti-bioweapon khusus digunakan, senjata biasa hampir tidak dapat menyebabkan kerusakan kepada Alexia.

Usai pertemuan, Eddie kembali ke kapal pesiarnya. Dia perlu melakukan sesuatu yang istimewa, yaitu mencegah Alexia yang cantik menyatu dengan T-Veronica secara sempurna.

Selain itu dia juga tidak ingin wanita itu mati, seorang jenius sepertinya tidak dapat dibiarkan mati begitu saja.

Di sisi lain, Excella tidak mengikuti Eddie kembali ke kapal, tapi dia pergi untuk menyerahkan tanggung jawabnya untuk seseorang. Setelah semua urusan itu selesai, sekarang dia dibebaskan dari tugasnya.

Perusahaan yang dia pimpin kini telah diserahkan kepada Henry. Untuk mantan bawahannya, dia tidak memiliki waktu untuk merekrut mereka kembali.

Sekarang dia bertanggung jawab atas perusahaan yang dikelolah oleh Eddie. Dia akan menjadi istri serta pengelolah perusahaan, yang mana posisi yang lebih baik dari pada harus melayani paman jelek dari keluarga Travis.

"Curtis, mulai sekarang Excella akan bertanggung jawab atas perusahaan. Anda akan membantunya mulai sekarang, apakah anda memiliki pertanyaan?" Eddie segera menelpon Curtis.

Curtis yang menerima kabar bahwa Excella akan membantu pekerjaannya, langsung merasakan lega. Tidak ada ketidakpuasan sama sekali, sejauh ini dia telah bekerja sendiri dan dia merasa lelah, dengan satu orang lagi, pekerjaannya akan menjadi lebih ringan.

"Tidak, justru kabar yang sangat bagus. Anda tidak tahu, istri dan anak perempuan saya telah mengeluh beberapa bulan ini. Mereka ingin aku pulang, tapi pekerjaanku selalu menumpuk..."

"Haha, aku paham penderitaanmu, kawan. Tapi ingatlah, uang ini juga akan membantumu di masa tua. Apakah kamu ingin terus bekerja di masa pensiunmu, tentu saja tidak, kan?" Eddie tertawa.

"Yah, anda adalah bosnya. Jika tidak ada yang lain, maka saya akan menutup telepon."

"Masih ada pertemuan dengan WP dan Shen Ya yang harus aku hadiri." Curtis hanya bisa tertawa kecil. Enaknya bekerja dengan Eddie adalah, betapa santainya bosnya ini.

Setelah menutup telepon, Eddie datang ke laboratorium. Setelah melihat-lihat, dia tidak melihat sosok Annette di laboratorium tersebut, mungkin dia sedang beristirahat. Wanita hamil terkadang bisa sangat lesu.

Di depan lemari es, Yamatta terlihat sedang sibuk mengambil sesuatu. "Hmm, kamu sudah kembali? Apakah kamu mendapat sesuatu?" Yamatta yang tahu kedatangan Eddie langsung bertanya.

"Tentu saja. Omong-omomng, bagaimana vaksin yang anda teliti?" Eddie melihat ke arah larutan yang berjatuhan di dalam freezer.

"Berjalan sedikit kasar. Mutasi virus Veronica terlalu kuat." Yamatta menghela nafas panjang.

"Aku telah mencoba menggabungkan gen semut dan juga tanaman dengan cara pembekuan seperti yang anda instruksikan. Jika hal ini benar-benar berhasil, maka manusia baru akan benar-benar terlahir." Yamatta menyerahkan tablet berisi data.

Data itu tak lain adalah data penelitian mereka selama periode ini, terutama berfokus pada virus Veronica. Mungkin ada baiknya untuk meminta bantuan Carla, jika ada kesempatan, Eddie berniat untuk menemui wanita itu.

"Di mana Rebecca?" Eddie melihat ke arah sekeliling laboratorium.

"Sedang bereksperimen dengan tikus. Sudah aku katakan sebelumnya bahwa tikus itu tidak akan terlalu membantu, tapi dia masih ngeyel." Yamatta hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Eksperimen seperti ini seharusnya menggunakan tubuh manusia. Jika mereka pikir itu adalah hal yang jahat, bukankah menggunakan clone juga bisa?

"Jadi begitu. Omong-omong, apakah kamu ingin keluar? Bisakah aku titip secangkir kopi?" Eddie tersenyum. Kemudian dia pergi ke meja eksperimen untuk mempelajari virus Veronica.

Pertama-tama karakteristik virus yang harus dipelajari, kemudian vaksin. Vaksin itu akan sangat berguna jika digunakan untuk melawan monster yang telah terinfeksi, bahkan dalam satu kali tembak langsung dapat membunuh lawan, asalkan dosisnya tepat.

Tapi jika melawan monster besar, dosis yang akurat dibutuhkan. Jika dosis kecil digunakan, maka monster itu akan memproduksi antibodi, yang mana vaksin akan menjadi tidak berguna lagi.

Untuk menghadapi Alexia, selain vaksin, senjata berat dan perencanaan yang matang juga diperlukan.

Setelah membuat dua cangkir kopi untuk dirinya dan Eddie, Yamatta kembali ke dalam lab. Dia melihat Eddie sangat fokus dalam pekerjaannya, perasaan aneh langsung muncul dalam hati Yamatta.

"Wanita sial mana yang sedang kamu ingin selamatkan?" Tanya Yamatta dengan nada sarkastik.

"Hei, aku sedang mencoba menyelamatkan dunia, tahu."

"Apakah anda tahu karakteristik virus Veronica? Jika seseorang dapat menyatu dengan virus ini dengan sempurna, dan orang itu menyebarkannya. Maka orang yang terinfeksi dapat dikendalikan oleh pengguna virus terebut. Bagaimana jadinya jika menyebar ke seluruh dunia? Hal ini akan menjadi sebuah bencana." Kata Eddie tanpa menunjukkan pemikiran kotor sama sekali.

"Ya, virus Veronica memang sangat berbahaya jika digunakan secara membabi buta. Tingkat penularannya juga cukup hebat..."

"Tapi bukankah cukup bagi kita untuk meledakkan basis Antartica itu? Dengan ini virus tidak akan pernah tersebar ke dunia luar." Kata Yamatta dengan sedikit ragu-ragu. Yamatta masih tidak tahu tentang Alexia.

***

Ketika kembali ke pulau Sonido de Tortuga, Alex bertemu dengan seseorang yang sangat tidak tertuga. Orang itu tak lain adalah bawahan Spencer, Patrick.

"Nona Alex, tuan sudah lama menunggu anda." Patrick membungkuk dengan hormat.

"Aku mengerti, tolong pimpin jalan." Alex tetap terlihat tenang.

Di dalam gedung penelitian, ada sangkar besi besar yang telah didirikan di sana. Sangkar itu tak lain adalah sebuah wadah besar.

Pak tua Spencer terlihat duduk di kursi roda, rambutnya beruban dan matanya terlihat sangat menyeramkan. Meskipun perusahaannya hampir hancur, tapi dia terlihat tidak terganggu sedikitpun.

"Alex, kenapa kamu meninggalkan pulau tanpa persetujuanku?"

Alex mengangkat sebuah tabung kecil berisi Serum. "Saya melakukan beberapa eksperimen kecil. Ini, ini adalah serum yang anda inginkan." Setelah itu dia menyerahkan kepada Patrick.

"Hmm. Aku tahu bahwa kamu tahu Albert masih hidup. Anda pasti menganggapnya sebagai kakak laki-laki... Aku akan mengawasimu lebih ketat." Spencer melirik Alex secara sekilas. Adapun pemikiran apa yang dia miliki sekarang, hal itu masih tidak diketahui.

-----

read advanced chapters on;

patréon.com/mizuki77


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.