RE-Modified
                    
                    
                    
                    
                       
                        
                  
                        
                    
                    
                    
                        
                        
                    
                    
                        
                    
                
            Chapter 44: Olahragawan
Aku tetap berlari di lapangan, meski penontonnya Tunanetra.
Aku akan tetap berjalan, meski langkahku dipatahkan.
Dan, aku masih menari dalam gelas yang didiamkan jadi pajangan.
Meski begitu, ternyata aku masih sangat lama.
Hingga ia menceritakan perjuangannya.
Benar sekali, ia sangat memperjuangkan semua perihalnya yang tak bisa ku utarakan.
Sampai-sampai ku ambil lakban, dan membungkam mulutku sendiri.
                        Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.
                    
                    
                            NOVEL NEXT