One Piece: Pemanggil Servant

Chapter 164: Bab 164



"M-Marshal Blue?!!!" Mr.3 menatapnya dengan ngeri. Tanpa dia sadari, pria itu sudah berada di belakangnya. Jika dia berniat buruk, dia pasti sudah mati sekarang.

Keberanian yang baru saja dia kumpulkan langsung terkuras menjadi nol, dan sekarang tubuhnya gemetar tanpa henti.

"Mengapa kamu memata-matai kita? Jika tidak salah kamu anggota Baroque Works, kan?"

"Anda, Anda mengenal kita?" Mr.3 tidak pernah menyangka bahwa Marshal Blue mengenal kelompoknya.

"Sebenarnya saya ingin menghubungkan Anda dengan seseorang, saya sama sekali tidak berniatan buruk."

"Tahukah kamu apa yang dia inginkan dariku?"

"Saya tidak tahu secara spesifik, tapi sepertinya hal ini berhubungan dengan Nico Robin." Katanya.

"Jadi begitu." Vermillion mengangguk, "Kalau begitu hubungkan aku dengannya."

Mendengar persetujuan Marshal Blue, Mr.3 segera menelpon bosnya. Tak lama kemudian, panggilan itu terjawab, "Bos, Tuan Marshal Blue setuju untuk berbicara dengan Anda."

"Crocodile, apa yang kamu inginkan dariku?" Begitu Mr.3 selesai berbicara, dia langsung mengambil Den Den Mushinya dan bertanya.

"C-Crocodile dari Seven Warlords of the Sea?!!!" Mr.3 yang baru mengetahui identitas asli bosnya langsung terbelalak.

"Kamu tahu siapa aku?!" Crocodile muram. Identitas yang telah dia sembunyikan kini diketahui oleh lawan!

"Tidak perlu khawatir. Aku tahu karena aku mempunyai jaringan intelijen pribadi." Katanya, "Apakah kamu ingin Nico Robin membantumu mendapat Pluton?"

"?!" Belum sempat menenangkan diri, Crocodile sekali lagi dibuat terkejut. Dia bahkan tahu tentang hal ini?

"Sepertinya jaringan intelijenmu sangat kuat." Katanya dengan muram, "Aku ingin bekerja sama denganmu. Sejak kamu telah memiliki Uranus, aku harap kamu tidak mengincar Pluton juga." Dia melanjutkan, "Tentunya kerja sama ini tidak secara cuma-cuma. Jika kamu setuju untuk membiarkan Robin membantuku mendapat yang aku inginkan, aku bersedia memberimu banyak wilayah, wilayah yang lebih baik dari Duel Island."

"Lanjutkan."

"Jika aku berhasil, aku bersedia untuk menjadi sekutumu. di masa depan, aku akan memberimu lebih banyak pulau, jika itu yang kamu inginkan. Selain itu, kerja sama kita akan mempermudah urusanmu dengan Angkatan Laut dan Pemerintah Dunia."

"Untuk menunjukkan ketulusanku, aku bersedia membantumu mendapat satu negara secara gratis sebagai uang muka. Apa pendapatmu?"

"Apakah negara itu Alabasta?" Tanya Vermillion sambil tersenyum.

"Nampaknya tidak ada yang bisa disembunyikan darimu, Marshal Blue."

"Tawaranmu cukup menarik. Sekarang aku berada di Kerajaan Drum, cukup dekat dengan Alabasta." Katanya, "Bagaimana kalau kita membicarakan hal ini di Alabasta?"

"Baik, aku akan menunggumu."

"Oke, sampai jumpa lagi." Setelah selesai, Vermillion langsung menutup panggilan telepon.

"Oi, sekarang kamu mengetahui identitas asli bosmu, aku bertanya-tanya apakah dia akan mencoba membungkammu setelah ini." Vermillion menoleh ke Mr.3 yang selama ini terdiam.

Mendengar hal itu, pemikiran tentang dirinya yang dikejar oleh Crocodile memenuhi kepalanya. Tubuh Mr.3 gemetar hebat!

Meninggalkan Mr.3 sendirian, Vermillion memfokuskan pandangannya ke kejauhan, "Hmm? Apakah Musashi sedang bertarung? Sungguh energi pedang yang luar biasa." Katanya sambil memandang awan gelap yang telah terpotong di atas langit.

"Nampaknya ada tamu yang datang ke pulau, mari kita lihat." Bersama dengan Tsunade dan Nico Robin, Vermillion terbang cepat menuju pusat pertarungan.

Di tempat lain.

"Serangan seperti itu memang layak membuatmu menyandang gelar Terkuat." Hawkeye memuji lawannya sambil memegang pedang terkuatnya. "Aku tidak menyangka dapat bertemu denganmu ketika bermain ke pulau ini."

"Hei! Tidak baik menyerang orang secara tiba-tiba! Jika aku lemah, aku pasti mati karena seranganmu tadi!" Musashi cemberut.

"Jika memang demikian maka kamu hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena menyandang gelar yang seharusnya tidak pantas untukmu." Ucap Hawkeye. "Tapi nampaknya kamu benar-benar pantas menyandangnya. Mengapa tidak mengambil gelar milikku juga?"

"Ha! Jika itu yang kamu mau, maka jangan menangis ketika aku merebutnya secara paksa." Musashi mengarahkan pedangnya ke arah pria aneh itu.

-----

read chapter 219 on;

patréon.com/mizuki77

50% off, use code: 337D3

Valid until January 7.

Next chapter will be updated first on this website. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.