Chapter 2: Chapter 2: Permainan
Setelah itu mori dan Roby bersiap -siap untuk bermain game, mereka akan melawan Luis "ayo mulai permainan ny" kata Luis mori dan Roby saling bertukar pandang, dan mengangguk mereka pun,memasang perangkat game fr ke kepala mereka, dan siap untuk bermain,.
Lalu mereka pun melihat kastil besar berwarna hitam lalu layar tiba² muncul didepan mereka bertiga.
Ketika layar menyala, mereka melihat pemandangan kastil besar yang menjulang di hadapan mereka, dikelilingi oleh ladang penuh monster dan jebakan. Suara lembut namun menakutkan terdengar, memberitahukan misi mereka.
"Selamat datang di permainan. Tantanganmu adalah menyelamatkan tuan putri di puncak menara. Berhati-hatilah, setiap langkahmu bisa menjadi yang terakhir."
Luis, yang sudah terbiasa dengan permainan semacam ini, memasang ekspresi tenang. "Kalian siap?" katanya sambil mengangkat pedang virtual di tangannya. Mori dan Roby saling berpandangan, semangat terpancar dari mata mereka.
"Kita harus bekerja sama," kata Roby. "Aku akan jadi pelindung di depan, Mori bisa menyerang dari jarak jauh dengan panah, dan Luis, kamu bisa mengatur strategi."
Mori mengangguk, mengaktifkan busur dan anak panah virtualnya. Ia merasa aneh namun juga antusias. Dunia virtual ini begitu nyata, seperti benar-benar berada di dalamnya.
Mereka mulai melangkah maju, menghadapi para goblin yang menjaga gerbang kastil. Luis mengarahkan mereka dengan cepat, memerintahkan Mori untuk menyerang dari kejauhan sementara Roby menjaga posisi di depan untuk menahan serangan. Anak panah Mori meluncur, menembus satu per satu goblin yang mendekat, sementara Roby dengan pedangnya berhasil menangkis serangan lainnya.
Setelah mengalahkan para goblin, mereka berhasil masuk ke dalam kastil. Di dalam, mereka disambut oleh suara langkah berat yang menggema. Dari balik kegelapan, muncul sosok besar dengan armor hitam mengkilap dan kapak raksasa di tangannya.
"Selamat datang, prajurit kecil," suara monster itu menggelegar. "Kalian tidak akan melewati pintu ini selagi aku di sini."
Luis tersenyum sinis. "Sepertinya ini hanya pemanasan."
Mereka bertiga bersiap, dengan jantung berdebar kencang. Pertarungan baru saja dimulai, dan musuh semakin kuat. Mereka sadar bahwa kerja sama dan strategi adalah kunci untuk mengalahkan musuh ini.