RE-Modified

Chapter 9: FIL-O, SO-V



Apa yang kau harapkan atas usaha yang sangat kau upayakan?

Tentunya hasil.

Lalu, dewasa ini aku mengemukakan beberapa hal. Terkait tumpang-tindih pada batu bata yang kokoh, hingga ia menjadi bangunan yang cukup kuat.

Jika hanya bicara, tentunya tak perlu kosa-kata otentik nan cantik.

Semua mulut punya jenisnya masing-masing.

Dan tiap lidah juga punya tulangnya sendiri-sendiri. Tapi kita sendiri yang punya wewenang terhadap apa yang kita makan, dan apa yang keluar dari mulut tersebut.

Maka, masuklah kita pada kompetisi; untuk menjadi orang hebat. Tapi, seorang yang hebat tak seperti hadiah jajajanan anak-anak. Mereka menghabiskan segala energi; dari rasa takut, sakit, dijatuhkan, bahkan tertimpa berulang-ulang.

Balita saja berkemauan agar ia bisa berdiri kuat dan berjalan dengan kaki mungilnya, meski terjatuh dan gagal berulang kali.

Sebuah filosofi tersebut tak semerta-merta melekat erat di fikiran hingga melahirkan suatu niat. Karena, sebuah rasa terkoneksi dengan fikiran. Dan keduanya selalu berkesinambungan. Jadi, jangan gampang menyamakan sesorang dengan yang lainnya


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.