Preman Masuk Pesantren

Chapter 8: Pertemuan dan Penolakan : Menghadapi Realita Pernikahan



Keesokan Harinya..

Pak ustaz Galih memberitahu Fitra seminggu lagi dia akan menikah dengan Aisyah, Fitra pun menolaknya dengan alasan masih ingin melanjutkan kuliah dan belum memikirkan soal pernikahan.

PESANTREN DARUSSALAM

DI RUMAH PAK USTAZ GALIH

Di Ruang Tamu..

"Mah.."

"Iya yah.."

"Fitra mana?" tanya pak ustaz Galih.

"Gak tahu yah, dari tadi mama belum lihat Fitra." jawab bu ustazah Prameswari.

"Ndri, Indri.."

"Muhun ayah, aya naon?" tanya teh Indri.

"Ayah nyuhunkeun tulung, tulung anjeun carikan Fitra." jawab pak ustaz Galih meminta tolong pada teh Indri.

"Muhun yah." kata teh Indri patuh.

"Antos ngomong na di piwarang ka bumi di saur rama kitu nya teh.." pinta bu ustazah Prameswari.

"Heueuh mah, Indri permios nya, assalamu'alaikum." kata teh Indri patuh.

"Wa'alaikumussalam." pak ustaz Galih dan bu ustazah Prameswari menjawab salam dari teh Indri.

Di Depan Kelas Titah..

"Duh, Titah kok lama banget ya.." kata Kamil menunggu Titah di depan kelasnya.

"Akhirnya selesai juga pelajaran hari ini, Em si Kamil ngapain di depan kelas?, assalamu'alaikum." tanya Titah ketika melihat Titah yang berada di depan kelasnya.

"Wa'alaikumussalam calon bini.." kata Kamil.

"Haa.." kata Titah.

"Hehe.." sambung Kamil yang hanya tertawa.

"Kamu bawa apaan?" tanya Titah.

"Gitar.." jawab Kamil.

"Oh.." seru Titah.

"Yuk.." ajak Kamil.

"Yuk, ke taman kan?"

"Enggak.."

"Terus kemana?"

"Ketempat yang kemarin lagi"

"A.."

"Apaan?" tanya Fitra.

"Itu si Kamil dan Titah." jawab Rivan.

"Iya, ya.." kata Fitra.

"Yuk.." ajak Rivan.

"Mau gak?" tanya Kamil.

"Em, duh a Fitra dan mas Rivan, yuk.." Titah mengandeng tangan Kamil dan pergi dari hadapan Rivan dan Fitra.

"Kalau mau bilang dong sayang.."

"Kok Kamil dan Titah kabur sih a.., yeh malah mainan hp, di ajak ngomong juga, a.." keluh Rivan.

"Naon Van?"

"Kamil lan Titah kabur a."

"Nya Atos Lamun kitu urang kejar yuk."

"Ya sudah yuk.."

Di Depan Pesantren Darussalam..

"Kunci motornya mana?" tanya Titah.

"Untuk apa?" tanya Kamil juga.

"Sudah mana, buruan.." jawab Titah.

"Haa.." kata Kamil heran.

"Duh a Fitra dan mas Rivan lagi." kata Titah dalam hati.

"Kamu lihat apa sih?" tanya Kamil dengan heran.

"Sudah mana kuncinya?"

"Ini.." jawab Kamil memberikan kunci motor nya pada Titah.

"Yuk naik, buruan.." pinta Titah.

"Iya, oh pantes dia minta kunci motorku taunya ada, Eh.." kata Kamil yang baru melihat Rivan dan Fitra.

"Mang Asep.."

"Muhun neng.."

"Bobor pintu na atuh.." pinta Titah.

"Muhun den.." kata Asep patuh.

"Assalamu'alaikum mang.." Kamil memberikan salam pada Asep.

"Wa'alaikumussalam den.." Asep menjawab salam dari Kamil.

Di Perempatan Jalan..

Brum..
Brum..
Brum..


"Eh.., pelan dong sayang." keluh Kamil.

"A Fitra dan mas Rivan ngejar kita gak?" tanya Titah.

"Sebentar aa lihat dulu ya." jawab Kamil.

"Cepat.." pinta Titah.

"Iya.." kata Kamil patuh.

"Gimana?"

"Aman.., Eh.. Kamu kalau mau ngerem bilang dong sayang."

Ckieeet..

Titah mengendarai motornya dengan ngebut dan berhenti dengan sempurna.

"Iya maaf, sudah aman kan sekarang kamu turun."

"Haa, turun?" tanya Kamil.

"Iya turun.." jawab Titah.

"Iya deh, sudah sayang terus?"

"Kamu ya yang nyetir sekarang."

"Oke.." seru Kamil.

"Sudah.." kata Titah memberikan kode pada Kamil agar Kamil menjalankan motornya.

"Yakin, perasaan kamu saja kali yang sudah tapi aa Kamil belum ah sayang.." Kamil memberi kode agar Titah memeluknya.

"Iya deh, sudah kan?" tanya Titah tahu apa maksud Kamil.

"Sudah sayangku.." jawab Kamil.

"Ya sudah cepat dong jalannya."

"Oke.."

CURUG CIRAJEG.

"Sini dong duduknya jangan jauh-jauh dari aa nya, eh salah kesayangannya kamu maksudnya hehe.."

"Iya deh.., oh ya mil pernikahan a Fitra tinggal menghitung hari kan?" tanya Titah.

"Iya sayangku, terus?", tanya Kamil juga.

"Kita kapan?" Titah tersenyum malu saat bertanya pada Kamil.

"Oh jadi sudah gak sabar nih?" Kamil tersenyum malu seperti Titah.

"Ah sudah kita nikmati hari ini disini ya.." kata Titah.

"Oke.." seru Kamil.

PESANTREN DARUSSALAM

DI RUMAH PAK USTAZ GALIH

Di Ruang Tamu..

"Assalamu'alaikum." Fitra memberikan salam pada pak ustaz Galih.

"Wa'alaikumussalam." pak ustaz Galih menjawab salam dari Fitra.

"Kata teh Indri, ayah panggil Fitra ada apa ya yah?", tanya Fitra.

"Diuk baheula anjeun, aya yang hayang ayah bicarakan." jawab pak ustaz Galih.

"Soal apa yah?"

"Soal pernikahan."

"Oh pernikahan, pernikahan siapa yah?"

"Pernikahan anjeun sareng Aisyah, lalu selanjutnya pernikahan Kamil sareng Titah."

"Oh pernikahan aku dengan Aisyah, apa!!" Fitra terkejut mendengar dirinya akan segera menikah dengan Aisyah.

"Iya, kenapa?" tanya pak ustaz Galih.

"Gak mau, yah aku masih mau kuliah, aku juga belum memikirkan soal pernikahan." jawab Fitra.

"Tapi Fitra tanggal pernikahan kamu dengan Aisyah sudah di tentukan oleh abahmu dan juga ayahmu, dan di setujui oleh ayah Aisyah." kata bu ustazah Prameswari.

"أبي لا يريد ذلك ، في الأساس ما زالت فطرة لا تريد الإشارة ، ألغى الجد والأبي زواجي من عائشة"

kata Fitra tetap menolak pernikahannya dengan Aisyah.

Kamil dan Titah pun kembali ke pesantren Darussalam, sesampainya di pesantren Darussalam Rivan bertanya pada Kamil, soal Kamil yang lari dengan Titah, saat Rivan dan Fitra, kakaknya Kamil menghampiri Kamil di depan kelas Titah hari ini.

CURUG CIRAJEG

"Sudah sore." kata Kamil.

"Iya sudah sore, pulang yuk." sambung Titah.

"Hayu.."

PESANTREN DARUSSALAM

Di Depan Pesantren Darussalam..

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Titah memberikan salam pada Asep.

"Wa'alaikumussalam." Asep menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Bobor gancang mang.." pinta Kamil.

"Muhun den kasep." kata Asep patuh.

"Haturnuhun mang, atos di bukain pintu na." kata Titah.

"Muhun duanana neng geulis." sambung Asep.

"Mil aku langsung ke kamar ya."

"Iya hati-hati ya sayang."

"Iya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Titah.

Asrama Putra

"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Rivan.

"Wa'alaikumussalam." Rivan menjawab salam dari Kamil.

"Aa mana van?" tanya Kamil.

"Aa di rumah pak ustaz Galih, ayah kamu." jawab Rivan.

"Oh, bilang saja di rumah kenapa.." keluh Kamil.

"Eh mil.."

"Iya kenapa?"

"Tadi saya sama aa panggil-panggil kamu, kok kamu malah lari sih sama Titah, kenapa?" tanya Rivan.

"Oh itu, biasalah kalau orang sedang di mabuk cinta itu kaya gimana, emangnya elu kaga pernah ngalamin apa?"

"Pernah sih.."

"Kaya gimana rasanya?"

"Rasanya tuh pengen berduaan terus dan rasanya tuh dag, dig, dug juga."

"Kenceng gak?"

"Ih bukannya kenceng lagi mil, tapi kenceng banget hehe.."

"Nah.."

"Assalamu'alaikum." Fitra memberikan salam pada Rivan dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Rivan dan Kamil menjawab salam dari Fitra.

"Mil.."

"Em, apa?"

"Kakakmu ngapa?"

"Mana gue tahu."

"Tanya yuk.." ajak Rivan.

"Yuk.." sambung Kamil.

"A.."

"Naon van, mil?" tanya Fitra.

"Aa kenopo sih, datang-datang merengut kaya ngono?"

"Anjeun ngomong naon aa teu ngerti?"

"Benar tuh van, apa kata aa." kata Kamil.

"Ya sudah bahasa Indonesia saja deh, Aa kenapa datang-datang kok cemberut?"

"Oh itu, aa kesal." jawab Fitra.

"Kesal kenapa?" tanya Kamil.

"Masa aa di suruh nikah sama ayah minggu depan sedangkan aa saja masih mau nerusin kuliah dan masih pengen kerja juga mil, van."

"Oh.." seru Rivan dan Kamil.

"Iya.." sambung Fitra.

"Tapi.."

"Menurut hemat saya.." kata Kamil.

"Em GGTSI nya keluar." keluh Fitra.

"Kok GGTSI sih a?"

"Iya itu kan cerita sebelah." kata Kamil.

"Oh yang Kamil jadi tuan papi itu ya a?"

"Iya, yang takut sama istri dan mertuanya juga."

"Oh.." seru Rivan.

"Sudah, sudah jangan di terusin." keluh Kamil.

"Emang kenapa mil?"

"Rivan, sini.." pinta Kamil.

"Iya.." kata Rivan patuh.

"Nanti kita bisa di ganti sama penulisnya lagi.." kata Kamil.

"Oh emangnya penulisnya siapa mil?"

"Gak lihat yang di sini siapa?"

"Titah.."

"Iya benar, mil.., Em Aa panggil Titah kesini buat kasih tahu ke Rivan siapa penulisnya malah berdua-duaan kaya gitu." keluh Fitra.

"Kesempatan itu mah a.." keluh Rivan juga.

"Haha, Stttsss diam lagi enak berdua-duaan sama calon bini gue juga, ya gak sayang hehe.."

"Iya, sudah di lanjutkan ke cerita saja ya." kata Titah.

"Iya deh, ati-ati ya sayang muach.." sambung Kamil.

"Haiya, Kamil.." keluh Fitra dan Rivan.

"Mulai lagi, sudah ayo balik lagi ke cerita."

"Yuk.."

"Oke.."

"Jadi gimana a?"

"Ya aa tolak lah."

"Haa, jangan-jangan aa Fitra suka juga sama Titah, berarti aku sama kakakku saingan dong." kata Kamil dalam hati.

"Mil, kamu ngapa?"

"Gak apa-apa, gue mau ke rumah deh, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam" Rivan dan Fitra menjawab salam dari Kamil.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.