Preman Masuk Pesantren

Chapter 11: Lagu Permohonan Maaf : Menghapus Kebekuan Hati



"Saya menolak karena satu saya ingin melanjutkan sekolah tinggi, kedua saya ingin kerja dulu sebelum saya menikah, dan satu lagi saya hanya menganggap Aisyah sebagai adik saya tidak lebih, jadi saya harap bapak, ibu juga Aisyah mengerti, sekali lagi saya minta maaf, terimakasih, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Fitra menjelaskannya pada Aisyah dan kedua orang tua Aisyah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", semua yang ada di masjid pesantren darussalam menjawab salam dari Fitra.

Setelah mendengar langsung dari Fitra, mengapa Fitra menolak di ta'aruf kan oleh Aisyah, orang tua dari Aisyah memakluminya. Sedangkan Aisyah tidak, Aisyah malah berburuk sangka pada Titah calon istri dari Kamil, Aisyah juga menyangka bahwa Fitra menolak dirinya bukan karena soal kuliah dan kerja tapi karena Fitra mencintai calon istri dari adiknya padahal tidak, Fitra benar-benar ingin melanjutkan pendidikannya dan bekerja untuk masa depannya.

Ketika Titah ingin kembali ke kamarnya, Aisyah melabraknya yang kebetulan juga Kamil mengikuti Titah dan Aisyah, Kamil yang melihat Titah dilabrak oleh Aisyah segera menghampiri mereka berdua. Kamil membela Titah dan Kamil juga mengatakan bahwa Titah tidak kaitannya dengan Fitra yang menolak untuk di ta'aruf kan dengan Aisyah.

Masih Di Masjid Pesantren Darussalam..

"Oh kalau menang benar alasannya seperti itu kami mengerti pak ustaz Galih dan pak kyai Abdullah, ya kan bu?" tanya pak Gatot pada bu Indah.

"Iya pak, saya memakluminya." jawab bu Indah.

"Alhamdulillah." kata pak kyai Abdullah dan pak ustaz Galih.

"Aisyah yang sabar ya, mungkin Fitra bukan jodohmu." kata pak kyai Abdullah menghibur Aisyah.

"Iya pak kyai." sambung Aisyah.

"Baik kalau begitu pertemuan ini saya tutup, terimakasih sudah dapat hadir di pesantren darussalam ini bapak dan ibu dari Aisyah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Titah sayang.." Kamil masih terus berusaha untuk mendapatkan maaf dari Titah.

"Tau ah.." Titah masih marah saat di kejar oleh Kamil.

"Yah, Titah ku sayang masih ngambek, Titah sayang tunggu.." Kamil mengejar Titah.

"Ini pasti karena santriwati baru yang bernama Titah itu hmm.." kata Aisyah dalam hati.

Di Halaman Depan Masjid Pesantren Darussalam..

"Eh kamu.." Aisyah memanggil Titah penuh dengan kemarahan.

"Iya, em maaf sebelumnya mbak, assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Aisyah.

"Wa'alaikumussalam, gak usah sok polos ya kamu Titah.." Aisyah menjawab salam dari Titah yang penuh dengan kemarahan.

"Maksudnya mbak nya apa ya saya tidak mengerti?" tanya Titah.

"Alah.. Jangan pura-pura tidak mengerti kamu, hebat ya kamu sudah mencuri perhatian Fitra, sangat hebat kamu ya Titah.." jawab Aisyah masih dengan penuh kemarahan.

"Aisyah, astaghfirullahalazim Titah di labrak oleh Aisyah.." Kamil melihat Titah di labrak oleh Aisyah.

"Mil.." Fitra memanggil Kamil yang sedang melihat Titah di labrak oleh Aisyah.

"Jangan sekarang a, ini pasti salah paham, assalamu'alaikum." kata Kamil dan Kamil memberikan salam pada Titah dan Aisyah.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Aisyah menjawab salam dari Kamil.

"Ini ada apa teh, sayang?" tanya Kamil.

"Ini loh mil, Titah di kira yang membuat a Fitra menolak mbak Aisyah." Titah menjelaskan pada Kamil dan Fitra hanya menyimak pembicaraan Titah dan Kamil.

"Iya apa lagi kalau bukan namanya pelakor hah.., dia itu mencuri hatinya Fitra, makannya Fitra menolak di ta'aruf kan oleh saya ya kan tah?" tanya Aisyah dengan penuh kemarahan dan menyindir-nyindir Titah di depan Kamil.

"Itu semua tidak benar, maaf sebelumnya assalamu'alaikum." jawab Fitra yang juga membela Titah.

"Wa'alaikumussalam." Aisyah, Titah dan Kamil menjawab salam dari Fitra.

"Kamu salah Aisyah, bukan Titah yang membuat saya menolak untuk di ta'aruf kan, tapi karena memang ini kemauan saya sendiri untuk tidak menikah buru-buru dan saya juga masih mau kuliah dan bekerja, satu lagi kamu itu cuma saya anggap adik saya tidak lebih, saya harap kamu mengerti, ini semua juga tidak ada sangkut pautnya dengan Titah, Titah sama seperti kamu Aisyah." Fitra menjelaskan semua ke salah pahaman pada Aisyah.

"Sama seperti saya?" tanya Aisyah.

"Iya sama seperti kamu, saya hanya menganggap Titah sebagai adik saya tidak lebih, Kamil juga kan mencintai Titah, begitu juga sebaliknya." jawab Fitra dengan tegas.

"Jadi.." kata Aisyah yang menyesal telah melabrak dan memarahi Titah.

"Ya.." seru Fitra.

"Mbak Aisyah sudah salah paham pada Titah.." Kamil menjelaskannya pada Aisyah yang sudah salah paham pada Titah.

"Iya mil, tah.." Aisyah pun sadar apa yang dia lakukan pada Titah.

"Iya mbak.." Titah tahu apa maksud Aisyah yang ingin meminta maaf.

"Mbak minta maaf ya karena sudah berburuk sangka padamu." Aisyah meminta maaf pada Titah.

"Iya mbak saya sudah memaafkan mbak Aisyah, sebelum mbak Aisyah meminta maaf kepadaku." Titah menjelaskannya pada Aisyah bahwa Titah sudah memaafkan Aisyah.

"Saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Aisyah berjanji pada Titah di saksikan Kamil dan Fitra.

"Iya mbak.." Titah memegang janji Aisyah di saksikan Kamil dan Fitra.

Sementara itu Rivan berada di kantor pak kyai Abdullah tidak berani masuk untuk mencari nomer rumah Titah, dan akhirnya Rivan punya cara sendiri yaitu meminta nomer rumahnya langsung dari Titah, Kamil masih terus berusaha mendapatkan maaf dari Titah.

Di Kantor Pak Kyai Abdullah..

" Assalamu'alaikum, yah kok pak kyai Abdullah gak ada sih, Em.. Gimana nih masuk enggak ya, kalau masuk nanti.., ah.. Minta sama Titah saja deh sendiri. " kata Rivan dalam hati yang pergi dari kantor pak kyai Abdullah.

Di Kelas Titah..

"Astaghfirullahalazim kan pelajaran di kelas sudah selesai, duh dimana lagi si Titah, giliran di butuhkan enggak ada, giliran gak di butuhkan ada, sama kaya Kamil, kaya jailangkung nih lama-lama, eh.. Kok eh.. Sih.., alah sudah lah, cari ditempat lain saja deh.." kata Rivan yang ngomong sendiri di depan kelas Titah.

Di Taman Pesantren Darussalam..

"Titah.." Kamil memanggil Titah yang masih ngambek.

"Apa, kenapa kamu ngajak ketemu disini, mau apa?" tanya Titah yang masih kesal dengan Kamil.

"Kamu masih marah ya sayang pada saya?" tanya Kamil juga dengan manja.

"Tahu ah.." Titah pergi meninggalkan Kamil.

"Titah.." Kamil menghalangi Titah meninggalkannya.

"Apa lagi sih mil?" tanya Titah lagi.

"Dengarkan ini dulu ya." jawab Kamil sambil memegang tangan Titah.

"Ha.. Ya sudah cepat.." pinta Titah.

"Aa Kamil mu sayang mau.." kata Kamil yang di potong oleh Titah.

"Mau apaan, cepat.." pinta Titah lagi.

"Aku ingin menyanyikan satu buah lagu untukmu." kata Kamil.

"Lagu apa, itu bidadari jatuh dari tembok pesantren?"

"Bukan sayang.."

"Oh.., terus?" tanya Titah lagi.

"Makannya di sini dulu ya dengarkan lagu ini." jawab Kamil lagi sambil memainkan gitar miliknya.

"Ya sudah.." Titah pun ingin mendengarkan lagu yang akan Kamil persembahkan untuknya.

Kamil pun bernyanyi untuk membuktikan dia tulus meminta maaf pada Titah, judul lagu yang di nyanyikan oleh Kamil adalah kekasih impian dari Natta Reza, melamar mu dari Badai romantic projects, dan lagu ciptaannya sendiri.

Lagu pertama yang di nyanyikan oleh Kamil.

Kekasih Impian - Natta Reza.

"Aku 'tak pernah meminta

Sosok pendamping sempurna

Cukup dia yang selalu

Sabar menemani dalam kekuranganku

Namun Tuhan menghadirkan

Kamu wanita terhebat

Kuat 'tak pernah mengeluh

Bahagiaku selalu bersamamu

Andai ada keajaiban

Ingin 'ku ukirkan

Namamu diatas bintang-bintang angkasa

Agar semua tau

Kau berarti untukku

S'lama-lamanya kamu milikku

Kini telah 'ku buktikan

Kamu pendamping setia

Kuat 'tak pernah mengeluh

Bahagiaku s'lalu bersamamu

Andai ada keajaiban

Ingin 'ku ukirkan

Namamu diatas bintang-bintang angkasa

Agar semua tau

Kau berarti untukku

S'lama-lamanya kamu milikku

Namun 'ku sadari diriku

Takkan mampu selalu

Bahagiakan kamu

Tapi akan 'ku perjuangkan

Untukmu yang terhebat

Kekasih impian

Andai ada keajaiban (Andai ada keajaiban)

Ingin 'ku ukirkan

Namamu diatas bintang-bintang angkasa

Agar Semua tau

Kau berarti untukku

S'lama-lamanya

S'lama-lamanya kamu milikku."

Kamil menyanyikan lagu pertamanya untuk Titah.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.